SNI.ID, AMBON : Kasdam XVI/ Pattimura, Stepanus Mahury , menghadiri sekaligus menyaksikan tradisi pukul sapu lidi di Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, Senin (09/05/2022).
Tradisi pukul sapu ini biasanya dipentaskan di Desa Mamala dan Desa Morella setiap 7 Syawal atau setelah Idul Fitri. Tradisi ini menggambarkan perjuangan Kapitan Telukabessy bersama pasukannya pada masa penjajahan Portugis dan VOC abad ke- 16.
“Acara tradisi ini sebagai cara untuk mengenang sejarah perjuangan pahlawan serta pendahulu kita, para generasi saat ini juga masih bisa menikmati tradisi ini. Tidak hanya mengenang sejarah, namun tradisi Pukul Sapu Lidi ini sebagai sarana mempererat tali persaudaraan masyarakat Desa Mamala dan Desa Morella” kata Kasdam di sela- sela acara.
Tradisi ini diikuti oleh para pemuda yang dibagi kedalam dua regu berjumlah 20 orang. Mereka mengenakan celana pendek bertelanjang dada dan memakai ikat kepala merah.
Sebelumnya mereka akan melaksanakan prosesi adat di rumah Pusaka Marga Warang lalu menuju arena “Baku Pukul Menyapu” atau “Palasa” yang berarti saling memukul dengan sapu lidi dari batang daun enau.
Setiap tahunnya ribuan masyarakat baik dari wilayah Leihitu maupun dari Ambon memadati lokasi tradisi.
Hal ini menunjukkan antusias masyarakat yang ingin menonton secara langsung tradisi adat yang memiliki makna dan nilai sejarah, yang digelar setahun sekali.
Pada acara yang sama, dari Negeri Hausihu Morella , Kapoksahli Pangdam XVI/Pattimura, Brigjen TNI Adam Pangeran Suwarno mewakili Pangdam XVI/ Pattimura hadir pada Pesta Adat dan Budaya Atraksi Pukul Sapu Lidi.
Tidak berbeda dengan di Mamala, acara di sinipun dilaksanakan secara meriah namun penuh hidmat dan sangat ekspresif menjunjung tradisi.
Tak hanya Kasdam, yang didampingi Dandim 1504/Ambon, dan Kapoksahli, acara tradisi Pukul Sapu Mamala- Morella ini juga dihadiri oleh Sejumlah Pejabat di lingkungan provinsi Maluku, para raja hingga masyarakat daerah Maluku. (*)