SNI.ID, AMBO. : Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Ambon, Rabu (23/7), berlangsung penuh haru dan makna. Momentum ini menjadi simbol nyata harapan baru bagi anak binaan, ditandai dengan pemberian remisi khusus, tradisi cuci kaki orang tua, hingga pertunjukan seni dan pameran karya anak binaan.
Sebanyak 13 anak binaan menerima remisi khusus, dan 2 di antaranya langsung bebas berdasarkan Keputusan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia Nomor: PAS-1191.PK.05.03 Tahun 2025. Pemberian remisi ini menjadi bentuk apresiasi atas perubahan sikap dan perilaku positif selama menjalani masa pembinaan, sebagaimana diatur dalam Pasal 34C Ayat (1) PP Nomor 99 Tahun 2012.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wali Kota Ambon, Drs. Bodewin M. Wattimena, M.Si., Inspektur Wilayah IV Itjen Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Ending Lintang Hardiman, S.H., M.H., serta Kepala Kanwil Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro. Turut serta pula jajaran Forkopimda dan pemangku kepentingan dari berbagai instansi, seperti DP3A, SKB Kota Ambon, Polsek Baguala, dan Babinsa Baguala.
Dalam sambutannya, Irwil IV Ending Lintang Hardiman mengapresiasi sistem pembinaan yang diterapkan LPKA Ambon.
“LPKA Ambon telah menunjukkan bagaimana pembinaan anak dilakukan secara manusiawi dan penuh kasih. Ini bisa menjadi contoh bagi wilayah timur Indonesia,” ujarnya.
Usai kegiatan, Irwil bersama rombongan meninjau langsung fasilitas LPKA seperti wisma hunian, klinik, dapur, koperasi, dan perpustakaan. Ia memberikan pujian atas kebersihan, kedisiplinan, dan tata kelola layanan yang dinilai sangat baik.
Wali Kota Ambon, Drs. Bodewin M. Wattimena, dalam sambutannya juga menyampaikan dukungan penuh terhadap proses pembinaan anak di LPKA. Ia berkomitmen menjalin kerja sama melalui MoU untuk mendukung penyediaan sarana dan prasarana, termasuk tempat tidur dan akses jalan.
“Kesempatan untuk berubah itu selalu ada. Dan anak-anak di sini telah menunjukkan bahwa mereka ingin memanfaatkannya dengan sungguh-sungguh,” ujar Wali Kota.
Puncak acara yang paling mengharukan terjadi saat anak-anak mencuci kaki orang tua mereka—simbol permohonan maaf dan komitmen untuk memperbaiki diri. Momen ini mengundang air mata dan haru dari para tamu dan pendamping yang hadir.
Acara turut dimeriahkan dengan pentas seni, mulai dari tarian tradisional, pembacaan puisi, hingga pameran produk kerajinan tangan hasil karya anak binaan. Kegiatan ini memperlihatkan hasil nyata dari proses pembinaan yang berlangsung di LPKA Ambon.
Kepala LPKA Ambon, Kurniawan Wawondos, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan seluruh pihak.
“Peringatan HAN ini mengingatkan kita bahwa anak binaan adalah bagian dari generasi emas bangsa. Mereka butuh ruang, kesempatan, dan kepercayaan untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik,” tutupnya. (*)










