Doc Foto : Kampanye Pilkada di Negeri Kulur, Saparua, Maluku Tengah
SNI.ID, SAPARUA : Calon Bupati Maluku Tengah nomor urut 2, Ibrahim Ruhunussa melakukan kampanye pilkada di Pulau saparua, Minggu (27/10/24).
Pertama ia melakukan kampanye di Negeri Kulur, Saparua, Maluku Tengah.
Ia didampingi Ketua Tim Pemenangan Abraham Picarima dan sejumlah ketua partai pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati dengan akronim Nusa Ina itu.
Terlihat kedatangannya disambut meriah warga dengan hadrat.
Selain di Negeri Kulur, Ruhunussa juga melakukan kampanyenya ke Negeri Siri Sori Islam.
Dalam orasinya, Calon Bupati Maluku Tengah Ibrahim Ruhunussa mengatakan sebelum dia datang ke Negeri Kulur, dia sempat bertanya di Negeri Kulur itu kebutuhan yang paling mendesak itu apa? karena dia maju Bupati ini termasuk campur tangan anak-anak Negeri Kulur. “Jadi saya maju ni salah satu yang membantu dan mendorong itu termasuk beberapa Tokoh dari Kulur, saya mau bilang saja, tepakan kaki menuju Bupati Maluku Tengah ini juga didorong penuh dari Negeri yang telah mendukung saya untuk proses untuk maju menjadi bupati,”kata Ibrahim.
Selain itu, Ibrahim menjelaskan bahwa menjadi pemimpin memerlukan agama yang kuat dan adab yang kuat. Agama yang kuat itu supaya bisa tercipta kalbu yang baik, kemudian dia punya adab kuat itu berasal dari adat istiadat, orang tua di hormati, di hargai sekalipun dia punya jabatan setinggi langit, yang namanya orang tua tetaplah orang tua.
“Sekarang ini beta maju Bupati Maluku Tengah, Allah kasih cobaan tapi Allah kasih jalan keluar,”jelasnya.
Ia mengungkapkan dia berasal dari orang susah dari bawah, ketika dia terpilih menjadi Bupati tidak akan mungkin melupakan asal usulnya itu yang paling penting. Tetapi pada prinsipnya memilih pemimpin itu bukan sekedar dekat, bukan sekedar kita di perintah dari orang kita yang ada di Masohi, di Ambon, atau di Jakarta. Kemudian orang yang kenal dengan kandidat itu lalu ajak untuk memilih orang itu. Tapi pilih pemimpin kenali dulu dia tahu sifatnya, tahu karakternya, tahu jiwanya, supaya begitu dia jadi Bupati kita bisa ketemu dengan dia, kita bisa datang bicara dengan dia, katong bisa mengaduh keluh kesah ke dia.
“Karena tugas Bupati itu melayani masyarakat sampai di bawah bukan bikin talit, bukan bikin setapak, bukan bikin jalan, siapapun jadi Bupati bisa lakukan itu. Tapi yang paling penting seperti zaman para Nabi, jadi pemimpin itu dia harus turun cari tahu masyarakatnya ada makan ka seng, masyarakatnya lapar ka seng kalau dia lapar, pemimpin juga belum mau makan karena masyarakatnya belum makan, itu yang paling penting,”ungkapnya.
Ia kembali menegaskan kenapa orang Jazirah senang dengan dirinya, karena dia memposisikan diri bukan sebagai pejabat tapi beta posisikan diri seperti masyarakat.
“Maluku Tengah ini punya masalah soal silsilah mata rumah perintah, soal adat istiadat yang beta lihat hampir akhir-akhir ini banyak terjadi pengkaburan adat istiadat di Negeri-negeri, itu karena pemimpinnya bukan lahir dari adat istiadat. Katong mau jadi Bupati di Maluku Tengah bukan saja urus Pemerintah, kalau ada masalah Raja Negeri Kulur dan kalau dia anak adat maka dia harus dudukan itu sesuai proporsi adatnya. Dia tidak bisa ambil keputusan berdasarkan senang tidak senang, karena kepentingan politik tidak bisa. Karena Negeri menyangkut eksistensi adat jangan dicampur aduk dengan urusan politik, karena politik kalau diarahkan ke jalur yang keliru makanya dia merusak tatanan adat,”tegasnya.
Doc Foto : Kampanye Pilkada di Negeri Siri Sori Islam, Saparua Timur, Maluku Tengah
Sementara itu, pantauan kedatangan Ibrahim Ruhunussa dan rombongan disambut meriah dengan bunyi kembang api dan nyanyian sambutan dari masyarakat Siri Sori Islam diiringi alunan terompet.
Selain di Negeri Kulur, Kedua Ruhunussa juga melakukan kampanyenya ke Negeri Siri Sori Islam. Kampanye ini juga di hadiri oleh beberapa negeri tetangga yaitu Negeri Siri Sori Amalatu, Ulath, dan Ouw, serta beberapa ketua tim pemenangan dari jazirah Hatawano.
Dalam orasinya di Siri Sori Islam, Ibrahim Ruhunussa kembali menjelaskan kepada masyarakat Siri Sori Islam bahwa Maluku Tengah ini punya masalah soal silsilah mata rumah perintah, soal adat istiadat yang beta lihat hampir akhir-akhir ini banyak terjadi pengkaburan adat istiadat di Negeri-negeri, itu karena pemimpinnya bukan lahir dari adat istiadat.
“Kita mau jadi Bupati di Maluku Tengah bukan saja urus Pemerintah, kalau ada masalah Raja Negeri Siri Sori Islam dan kalau dia anak adat maka dia harus dudukan itu sesuai proporsi adatnya. Dia tidak bisa ambil keputusan berdasarkan senang tidak senang, karena kepentingan politik tidak bisa. Karena Negeri menyangkut eksistensi adat jangan dicampur aduk dengan urusan politik, karena politik kalau diarahkan ke jalur yang keliru makanya dia merusak tatanan adat,”jelas Ibrahim.
Menurut Ibrahim, menjadi Bupati itu harus bisa melihat masyarakat selama 5 tahun dia menjabat. Tidak bisa dekat pemilihan dia baik kemudian setelah pemilihan dia di lantik dia tidak urus sampai dekat satu dua bulan mau maju dia datang lagi tidak bisa.
“Kalau ada orang kasih isu Ibrahim Ruhunussa calon bupati paling miskin, dirinya tidak memaksa. Maka sesekali kita bikin orang miskin harus menjadi bupati. Karena saya pernah merasakan menjadi orang miskin, maka saya akan mensejahterakan orang miskin,”sambung Ibrahim.
Ibrahim mengungkapkan mari kita cari pemimpin yang bisa bicara dengan masyarakat, karena tugas pemimpin untuk melayani rakyat dan masyarakat susah harus di tolong dengan tulus.
“Dalam politik janji adalah hutang. Jikalau saya menjadi bupati, maka orang siri sori kalau ke kantor bupati saya yang akan temui dan layani langsung,”ungkapnya.
Ibrahim berharap dengan sepenuh hati, memohon kepada masyarakat Saparua untuk mengijinkannya menjadi bupati. Untuk mengurus mereka dengan sepenuh hati.
“Saya berharap dengan sepenuh hati, ijinkan saya menjadi bupati satu kali ini saja. Untuk mengurus kesusahann yang dialami masyarakat Saparua,”harapnya.