SNI.ID, SAPARUA TIMUR : Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dalam hal ini diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Maluku Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Drs. Samuel E. Huwae, M.H., menyampaikan pesan Gubernur Maluku dalam acara pelantikan dan pengukuhan Raja Negeri Ihamahu, Selasa (14/10).
Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa prosesi pelantikan memiliki makna ganda, baik secara adat maupun gerejawi.
“Raja Ihamahu yang hari ini dilantik dan dikukuhkan bukan hanya secara adat, tetapi juga secara gerejawi. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya dan keagamaan berjalan seiring dalam tata pemerintahan negeri,” ujar Huwae.
Ia menjelaskan, Gubernur Maluku berpesan agar Raja Ihamahu mampu menjawab berbagai tantangan yang semakin kompleks di masa mendatang.
Karena itu, raja diharapkan dapat bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat dan mitra kerja, yang diibaratkan sebagai batu tungku, untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
“Tantangan ke depan tidak ringan. Raja diharapkan bisa duduk bersama para mitra kerja untuk melihat persoalan hari ini dan ke depan, tanpa lagi melihat ke belakang,” katanya.
Lebih lanjut, Huwae menyampaikan pesan Gubernur yang disampaikan di meja Salo, bahwa pembatas yang dibangun dalam kehidupan bernegeri hendaknya menjadi pendekatan penyelesaian, bukan sumber permasalahan baru.
“Masalah hari ini harus diselesaikan segera, karena Maluku Hebat juga ditentukan oleh negeri-negeri yang berkualitas, termasuk Negeri Ihamahu,” tegasnya.
Ia menambahkan pelantikan adat tersebut menjadi momentum penting bagi masyarakat Ihamahu untuk memperkuat kebersamaan dan komitmen membangun negeri dalam semangat Maluku Hebat.










