TKA dan Tracer Study Disiapkan untuk Perkuat Karakter dan Kompetensi Siswa SMK di Maluku

  • Whatsapp

SNI.ID, AMBON : Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong peningkatan kualitas lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Salah satunya lewat pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan Tracer Study yang mulai disosialisasikan di Provinsi Maluku.

Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku, Rusman Tanamal, S.IP, mengatakan TKA berfungsi bukan hanya sebagai tes akademik semata, tetapi juga sarana pembentukan karakter dan kesiapan siswa menghadapi tantangan industri.

“TKA ini untuk membentuk karakter siswa SMK di seluruh Maluku agar siap menjawab tantangan ke depan. Contohnya di Blok Masela, akan ada segmen industri dan usaha baru yang butuh tenaga kerja terampil. Karena itu, siswa harus dipersiapkan sejak sekarang,” ujar Rusman usai membuka kegiatan sosialisasi TKA, kepada wartawan, Senin (29/9/2025).

Menurut Rusman, Tracer Study juga tak kalah penting. Program ini membantu memetakan kompetensi siswa sekaligus mendorong guru untuk lebih serius membimbing.

“Tracer Study ini untuk memastikan siswa yang sudah kompeten bisa lebih berkembang, sementara yang belum kompeten harus didorong agar sejajar. Tantangan ke depan bukan hanya menghadapi manusia, tapi juga era digitalisasi dan robotik. Jadi, pembentukan karakter generasi harus dimulai dari sekarang,” katanya.

TKA bukan pengganti UN

Sementara itu, Triyono Indrasiwi Kuncoroaji dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) bidang Otomotif dan Elektronika menjelaskan, TKA merupakan program nasional yang diatur dalam Permendikbudristek Nomor 9 Tahun 2025.

“TKA ini targetnya individu siswa di akhir jenjang pendidikan, dimulai dari SD, SMP, hingga SMK. Untuk SMK akan dilaksanakan 1–9 November 2025, sementara SD dan SMP tahun depan,” jelas Triyono.

Ia menegaskan, TKA tidak menggantikan Ujian Nasional (UN) dan tidak menentukan kelulusan.

Baca Juga:  Empat Tahun Berturut-turut Angkasa Pura Cabang Bandara Pattimura Kembali Raih Penghargaan Bandara Terbaik di Asia Pasifik

“Dulu UN dihapus karena satu tes tidak bisa mengakomodasi semua kemampuan, minat, dan bakat siswa. Selama ini nilai rapor jadi dokumen prestasi, tetapi nilainya sering bagus semua, sehingga sulit dijadikan tolok ukur objektif. Karena itu dibuat TKA agar ada standar akademik yang lebih terukur,” ujarnya.

Triyono menambahkan, TKA kini menjadi salah satu syarat pendaftaran Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPB). Tes ini juga bermanfaat bagi siswa SMK yang ingin langsung bersaing di dunia kerja.

Menurut Triyono, sosialisasi digelar di Maluku karena partisipasi sekolah di provinsi ini masih perlu ditingkatkan. BBPPMPV Otomotif dan Elektronika sendiri memiliki wilayah kerja di lima provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, Maluku, dan Maluku Utara.

“Targetnya semua sekolah yang punya lulusan mendaftarkan diri untuk menyelenggarakan TKA. Urusan siswa ikut atau tidak itu pilihan masing-masing. Tapi kami mendorong sekolah agar benar-benar memfasilitasi, karena kesempatan ini penting. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari,” tutupnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *