SNI.ID, SBB : Setelah pemakaman korban insiden penusukan di Desa Tomalehu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) isu baru mencuat.
Salah satu media online Global maluku memberitakan dugaan pelecehan terhadap seorang wartawan, Sdri. Gres Kakisina, oleh oknum anggota TNI dari Kodim 1513/SBB. Isu ini menimbulkan polemik, sehingga awak media menemui Dandim 1513/SBB Letkol Inf Rudolf G Paulus untuk mendapatkan klarifikasi pada Sabtu (18/1/25).
Dengan raut wajah kecewa, Dandim 1513/SBB membenarkan bahwa terdapat laporan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa kejadian sebenarnya berbeda dari yang diberitakan.
Ia mengungkapkan bahwa pada malam kejadian, Sdri. Gres via wasp untuk melaporkan bahwa ada seorang anggota Intel Kodim 1513/SBB yang diduga melakukan pelecehan terhadap dirinya. dengan ucapan makian. Namun, Sdri. Gres tidak menyebutkan nama pelaku secara spesifik.
“Saya meminta waktu kepada Sdri. Gres untuk memeriksa anggota saya terlebih dahulu,”kata Dandim.
Ia melanjutkan bahwa pada pagi harinya, sebelum sempat memberikan penjelasan kepada Sdri. Gres berita tersebut sudah naik di salah satu media.
Kronologi Versi Kodim 1513/SBB
Berdasarkan hasil investigasi, kejadian bermula sekitar pukul 19.00 WIT di sekitar Pasar Kompleks Waimeteng Pantai.
Saat itu, terjadi perkelahian antar anak-anak usia dini yang berujung pada percekcokan mulut.
Dalam situasi tersebut, muncul teriakan yang menyebut nama “anaknya Nenek Ipa.” Mendengar itu, Ibu Ipa, yang merupakan ibu dari Serda Halim Arwan, mendatangi lokasi untuk mencari tahu kejadian sebenarnya.
Di lokasi, Ibu Ipa terlibat adu mulut dengan Sdri. Gres yang saat itu sudah menghubungi polisi. Adu mulut semakin memanas setelah Sdri. Gres mengancam akan melaporkan kejadian tersebut ke Pangdam XV/Pattimura dengan tujuan agar Serda Halim Arwan dicopot dari jabatannya (anggota TNI) .
Namun dalam investigasi, masyarakat sekitar mengungkapkan bahwa saat kejadian, Serda Halim Arwan tidak berada di lokasi.
Hal ini diperkuat oleh kesaksian dari Sdri. Linda Pelupessy, Sdri. Merry Simon, dan Sdr. Aldo yang menyatakan bahwa Serda Halim tidak ada di tempat kejadian saat itu.
Pernyataan Serda Halim Arwan
Serda Halim Arwan sendiri menyatakan bahwa dirinya tidak pernah memiliki masalah dengan Sdri. Gres dan tidak mengenalnya secara pribadi.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya sudah lama tidak mengunjungi ibunya di Desa Air Salobar karena kesibukan dinas.
“Saya mengetahui isu ini dari berita yang dirilis oleh salah satu media. Setelah itu, saya menghubungi ibu saya untuk mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi,”tegas Dandim.
Halim menambahkan dari penjelasan ibunya, ternyata isu ini berasal dari kesalahpahaman yang dipicu oleh teriakan masyarakat yang menyebut namanya.
Kesaksian Masyarakat
Kesaksian lain dari Sdri. Merry Simon menyebutkan bahwa anak Sdri. Gres yang masih duduk di kelas 5 SD memukul anaknya yang masih kelas 1 SD.
Hal ini memicu percekcokan antara mereka, yang kemudian melibatkan Ibu Ipa. Namun, saksi menegaskan bahwa Serda Halim Arwan tidak berada di tempat kejadian.
“Selama ini, Serda Halim dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah terhadap masyarakat. Saya tidak percaya kalau dia bisa melakukan hal seperti itu,” tambah Merry Simon.
Tanggapan Dandim
Dandim 1513/SBB menyesalkan adanya pemberitaan sepihak yang langsung dinaikkan tanpa konfirmasi lebih lanjut kepada pihaknya.
“Sebagai mitra kerja, jangan berat sebelah dalam menyimpulkan suatu permasalahan tanpa mengecek di lapangan sebenarnya seperti apa dan hanya mengandalkan katanya dan By Phone (Tidak Profesional). Kami dari Kodim juga pasti respon dan terbuka apabila ada laporan masyarakat serta tidak menerima begitu saja harus cek dilapangan kebenarannya, tidak terima mentah-mentah laporan yang di tuduhkan kepada anggota kami sehingga apabila bersalah ya kami siap untuk proses hukum dan sebagai komandan saya akan tindak tegas bagi anggota yang berbuat pelanggaran,”tegas Dandim.
Dandim meminta untuk saudari Grace Kakisina dan media Online Global Maluku Ibu Imel agar segera melakukan klarifikasi terkait pemberitaan Negatif satuan Kodim 1513/SBB khususnya dan TNI Umumnya serta terhadap anggota kami Serda Halim yang di tuduh mabuk dan memaki saudari Gres.
“Kalau tidak dilakukan klarifikasi maka kami yang akan berbalik melaporkan saudari Gres ke Kepolisian,”tegas Dandim.
Dandim juga mengingatkan jangan karena ada kepentingan saudari Gres pribadi/tendensius sehingga membuat rekan-rekan wartawan lain terlibat. “Dimana wartawan yang lain dan saya cek ke beberapa media di SBB mereka sudah ingatkan saudari Gres untuk meyakinkan pemberitaan tersebut sebelum dimuat. Karena kami juga selalu berupaya menjaga hubungan baik dengan mitra untuk selalu bersinergi,”tekan Dandim.
Dandim menghimbau kepada semua pihak untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi, terutama yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi individu maupun institusi.
“Kami akan menindaklanjuti masalah ini secara internal dan memastikan kejadian sebenarnya terungkap. Namun, saya berharap media juga dapat lebih bijaksana dalam menyampaikan berita,” pungkasnya.
Dandim menambahkan insiden ini menunjukkan betapa pentingnya verifikasi fakta sebelum menyebarluaskan informasi. Klarifikasi dari berbagai pihak terkait telah menunjukkan bahwa tuduhan terhadap Serda Halim Arwan adalah hasil dari kesalahpahaman.
“Sementara itu, pihak kami Kodim 1513/SBB berkomitmen untuk menjaga integritas anggotanya dan menyelesaikan isu ini secara transparan,”tutup Dandim. (*)