SNI.ID, TUAL : Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku terus memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat di wilayah kepulauan Maluku Tenggara, termasuk di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Upaya tersebut diwujudkan melalui rangkaian kegiatan edukasi keuangan dan business matching yang melibatkan pelajar, pelaku usaha perikanan, petani rumput laut, pelaku UMKM perempuan, pengusaha pariwisata, serta masyarakat desa kepulauan.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara OJK Maluku, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), dan Rumah BUMN untuk memperluas akses pembiayaan, memperkuat UMKM, dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat dari sekolah hingga ke desa pesisir.
Rangkaian kegiatan diawali dengan Rapat Pleno Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Maluku Tenggara yang digelar di Kantor Bupati.
Bupati Maluku Tenggara, Drs. H. M. Thaher Hanubun, menegaskan bahwa sektor pertanian dan perikanan merupakan penopang utama ekonomi masyarakat.
“Sektor pertanian dan perikanan adalah tulang punggung daerah kita. Melalui TPAKD, kita dorong lembaga jasa keuangan hadir bagi pelaku usaha lokal hingga ke desa-desa,” katanya.
Dalam rapat tersebut disepakati empat program prioritas tahun 2026, yakni pengembangan ekonomi daerah, perluasan akses keuangan, digitalisasi UMKM, dan peningkatan literasi keuangan.
Komitmen peningkatan literasi keuangan diwujudkan melalui kegiatan Edukasi Keuangan Syariah di MAN Maluku Tenggara. Sebanyak 100 pelajar mendapatkan pembekalan tentang lembaga keuangan syariah, cara cerdas mengelola uang, serta kewaspadaan terhadap kejahatan digital dan judi online.
OJK berharap generasi muda di wilayah kepulauan tumbuh sebagai generasi yang cerdas finansial dan siap memanfaatkan layanan keuangan untuk masa depan.
Tim OJK Maluku juga melaksanakan kegiatan edukasi di Ohoi Danar, desa pesisir yang sebagian besar warganya bekerja sebagai nelayan.
Sebanyak 150 warga, termasuk ibu rumah tangga dan pelaku usaha perikanan, mengikuti sosialisasi tentang perencanaan keuangan keluarga, akses pembiayaan UMKM, dan layanan digital perbankan.
Di wilayah kepulauan, pemahaman terhadap layanan digital dan Agen Laku Pandai menjadi penting karena keterbatasan kantor bank fisik.
Di Ohoi Dunwahan, OJK Maluku bersama mitra menggelar business matching bagi 50 pelaku usaha perikanan dan budidaya rumput laut.
Peserta difasilitasi untuk bertemu dengan lembaga keuangan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Bursa Efek Indonesia (BEI), guna membuka peluang akses modal, perlindungan usaha, serta investasi.
Selain itu, para ibu nelayan dan pelaku UMKM perempuan juga mendapatkan pendampingan mengenai pengelolaan keuangan dan tabungan produktif.
Program berlanjut di Ohoi Ngilngof, salah satu desa wisata unggulan di Maluku Tenggara. Sebanyak 100 pelaku usaha pariwisata dan UMKM perempuan mengikuti business matching yang berfokus pada pembiayaan, pemasaran, dan digitalisasi usaha.
Dengan dukungan Rumah BUMN dan BRI, kegiatan ini mendorong pelaku usaha untuk memaksimalkan potensi wisata desa dan meningkatkan daya saing produk lokal.
Kepala OJK Provinsi Maluku mengatakan, penguatan literasi dan akses keuangan di Maluku Tenggara merupakan bagian dari komitmen OJK untuk memperluas layanan keuangan di wilayah kepulauan.
“Kami terus berupaya memastikan masyarakat pesisir, pelajar, dan pelaku UMKM, termasuk perempuan, di wilayah 3T dapat mengakses layanan keuangan dengan lebih mudah dan aman. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi lokal secara bertahap dan berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pelaku industri jasa keuangan, OJK Maluku berharap semakin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan layanan keuangan formal guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan memperkuat ekonomi daerah. (*)










