SNI.ID, MALTENG – Insiden penembakan terhadap salah satu anggota Polri Polsek Wahai yang terjadi saat bentrokan antar kampung di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, pada Jumat pagi (4/4), menuai kecaman keras dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Sekretaris Hena Hetu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Bung Verry Jacob atau yang akrab disapa Bung Veja.
Bentrok yang melibatkan tiga desa, yakni Sawai, Masihulan, dan Rumaholat, tidak hanya menyebabkan kerusakan rumah warga akibat dibakar oleh oknum tak bertanggung jawab, tetapi juga menelan korban jiwa dan luka-luka, termasuk gugurnya satu anggota Polisi yang tengah bertugas mengamankan situasi.
Menanggapi peristiwa tersebut, Veja menyampaikan rasa prihatin dan mengutuk keras tindakan penggunaan senjata api oleh oknum dalam konflik tersebut.
Ia mendesak aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, untuk segera melakukan penggeledahan menyeluruh di wilayah konflik setelah situasi mereda.
“Setelah kondisi kembali kondusif, harus dilakukan penggeledahan di seluruh rumah warga hingga radius 50 meter dari perkampungan. Saya yakin masih banyak senjata rakitan maupun organik yang disimpan,” tegasnya.
Veja menegaskan bahwa senjata api bukanlah hak masyarakat sipil, dan menyimpannya dalam situasi damai seperti sekarang hanya menunjukkan niat buruk yang dapat merusak ketenteraman Maluku.
Ia meminta Kapolda Maluku dan Pangdam XV/Pattimura tidak memberi ruang bagi masyarakat yang menyimpan senjata api.
Tak hanya itu, ia juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya di wilayah Seram Utara dan Negeri Tulehu serta Tial, untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Veja menyerukan agar setiap permasalahan hukum diserahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
“Tial dan Tulehu itu satu gandong, terdiri dari tujuh negeri. Mari kita jaga hidup orang basudara, jangan tarik kampung ke dalam konflik, cukup oknum atau individu saja. Satukan hati, bangun Maluku dengan damai dan kasih,” ungkapnya.
Di akhir pernyataannya, Veja kembali menegaskan pentingnya menjaga perdamaian dan persaudaraan di Maluku.
“Hentikan pertikaian, hentikan permusuhan. Hidup orang basudara lebih baik, lain sayang lain, karena katong ini orang sudara,” tutupnya. (*)