SNI.ID, AMBON : Muhammad Daniel Rigan (MDR) memastikan bahwa surat pengunduran diri istrinya, Bella Shofie Rigan Nasution, dari keanggotaan DPRD Kabupaten Buru telah resmi diserahkan ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Provinsi Maluku.
MDR menjelaskan, surat tersebut diterima oleh pengurus DPW NasDem Maluku, Iven Dino, pada 14 Agustus 2025.
“Surat itu masuk ke saya selaku DPD tanggal 14 Agustus, dan sesuai aturan lalu saya titip dibawa ke Ambon langsung oleh sepupu saya. Karena tibanya Minggu, maka diserahkan kepada Iven Dino di rumahnya,” kata MDR melalui pesan WhatsApp, Senin (8/9) malam.
Setelah penyerahan, MDR mengaku langsung menelpon Iven Dino untuk memastikan surat tersebut diterima dan akan diteruskan kepada ketua wilayah.
“Saya kira clear, tidak ada masalah. Tugas saya sudah selesai sampai surat di tangan mereka,” tegasnya.
MDR menambahkan, sebagai mantan pimpinan partai dirinya tidak lagi memiliki kewenangan untuk berbicara banyak mengenai proses internal NasDem.
“Komando partai ada di DPW. Tetapi karena Bu Bella adalah istri saya, saya pastikan surat pengunduran dirinya sudah di DPW. Kalau belum sampai di meja pimpinan, itu bukan urusan saya. Silakan tanyakan langsung ke Pak Iven,” ujarnya.
Meski telah resmi mundur sejak 14 Agustus 2025, Bella Shofie masih menerima hak-haknya sebagai anggota DPRD Buru untuk bulan tersebut.
“Ibu Bella masih terima gaji bulan Agustus. Bisa tanyakan langsung ke Sekwan, Bendahara DPRD Buru, atau ke Bank Maluku-Maluku Utara Cabang Namlea,” kata sumber media ini.
Menanggapi hal itu, MDR menegaskan bahwa dirinya dan Bella tidak pernah mengurus soal gaji. Dana tersebut sepenuhnya masuk ke rekening Bank Pembangunan Daerah Maluku (BPDM) di Namlea.
“Kami di Jakarta, tidak tahu soal itu. Urusan gaji dan segala hal, kami tidak urus,” ucapnya.
Lebih lanjut, MDR menekankan bahwa gaji Bella Shofie selama menjabat tidak pernah digunakan untuk kepentingan pribadi. Seluruh haknya, kata MDR, disalurkan untuk membantu masyarakat di Buru, termasuk para imam, janda, dan anak yatim piatu.
“Insyaallah, kami cukup untuk makan dan minum. Semua gaji kami wakafkan ke warga. Kalau kurang, kami tambah dengan uang pribadi,” tutupnya. (*)
