SNI.ID, Ambon – Yayasan Simpati menggelar sejumlah kegiatan menjelang Tahun Baru Imlek 2574, yang berlangsung di Tribun Lapangan Merdeka Ambon, Sabtu (14/1/23).
Kegiatan perayaan Tahun Baru Imlek 2023 (2574) ini mengambil tema : “Bersama Kita Menjaga Kedamaian Mempertahankan Rasa Persaudaraan Dan Bersatu Kita.
Tema ini memberi makna bagi kita semua sebagai sesama anak bangsa bahwa hanya dengan kebersamaan kita bisa menerima satu sama dengan yang lain tanda melihat latar belakang siapa dia dan dari mana asinya, dengan demikian akan tercipta kedamaian hidup orang basudari di bumi raja-raja yang sama-sama kita cintai.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Panitia Pelaksana Junus Kwelju dalam laporannya menjelaskan tujuan dari pelaksanaan kegiatan dihari ini, dan juga pada tanggal 22 Januari 2023 adalah bermaksud dan memiliki beberapa makna.
“Pertama, Memperkenalkan, mensosialisasikan dan memasyarakatkan budaya Tionghoa kepada masyarakat umum dan masyarakat Tionghoa pada khususnya, sehingga budaya Tionghoa akan dijadikan sebagai salah satu aset bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Kedua, Ikut serta menyambut dan memeriahkan Hari Raya Imlek 2023 (2574), sekaligus mendukung program pemerintah khususnya pada bidang pariwisata,”kata Junus.
Junus mengungkapkan kegiatan perayaan Imlek tahun 2023 ini dibagi dalam 2 (dua) kegiatan yaitu, Pertama, Kegiatan pendahuluan pada hari ini yaitu Jalan sehat, senam gembira, pemeriksaan kesehatan, konsultasi dokter dan donor darah bersama Panin Bank, kegiatan ini sebagai bentuk bakti sosial Yayasan Simpati Ambon bagi kemanusiaan.
Kemudian, Kata Junus, untuk puncak perayaan pada hari Minggu, tanggal 22 Januari 2023 jam 19.00 WIT sampai selesai bertempat di Auditorium Universitas Pattimura Ambon dengan acara utamanya adalah pagelaran seni yang mengkolaborasikan seni budaya dari semua suku etnis yang ada di daerah Maluku.
Sementara itu, Saat diwawancarai awak media usai kegiatan, Junus Kwelju menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah RI yang telah mencanangkan bahwa hari Raya Imlek itu adalah libur Nasional. Pengakuan Negara juga harus disambut baik oleh seluruh warga bangsa, khususnya warga Tionghoa.
“Karena telah diakui negara, maka kami mencanangkan kegiatan Imlek di Tahun 2023 harus kita laksanakan, memang beberapa tahun terakhir ini kan karena covid kita tidak bisa menyelenggarakan Imlek. Sehingga motivasi kami bahwa karena kondisi covid sudah mulai normal di tanah air, maka kegiatan Imlek kita dorong untuk diselenggarakan tahun ini,”ungkap Junus.
Ketika ditanya berapa jumlah warga Tionghoa di Ambon, Menurut Junus, sangat banyak karena sekarang sudah terjadi pembauran, akturasi budaya, tidak ada lagi sekat-sekat antar anak bangsa, sehingga terjadiperkawinan-perkawinan campuran yang macam-macam.
“Sekali lagi kami bersyukur bahwa tidak ada lagi sekat-sekat pembatas antar anak bangsa, sehingga dengan terjadi pembauran maka disana sini tidak ada lagi kata Tionghoa, tapi semua adalah anak bangsa karena kasarnya bilang disana ada kulit putih tapi darah-darah kulit hitam juga mengalir disitu,”ujar Junus. (SNI-02)