SNI.ID, AMBON : Pilkada serentak masih akan digelar November mendatang, tak hanya kabupaten/kota lain se-Maluku, tapi kota Ambon pun jadi sorotan.
Pasalnya Lembaga Survei Bedah Nusantara, merilis nama Bodewin Melkias Wattimena memiliki elektabilitas yang cukup mumpuni berkontestasi di Kota Ambon.
Hasil survei Bedah Nusantara yang dilakukan pada 1 Juni hingga 30 Juni 2024, pada 900 responden, nama Bodewin Wattimena berada di posisi teratas, yaitu tingkat pengenalan oleh 84,6 persen dengan tingkat kesukaan 80,7 persen.
Direktur Media Riset Bedah Nusantara Steve Paliyama mengatakan selain Bodewin M Wattimena adapula hasil survei beberapa Balon lainnya seperti Agus Ririmasse dengan tingkat pengenalan Balon sebesar 71,1 persen, dan tingkat kesukaan 80, 2 persen, Jantje Wenno tingkat pengenalan sebesar 73 persen, dan disukai 80,3 persen, Gustaf Latuheru 75,9 persen, disukai 80,3 persen, Alexander Waas 66,7 persen, disukai 76, 7 persen, Tadi Salampessy 59,6 persen, disukai 75,9 persen dan Ferly Tahapary 60,5 persen disukai 75,2 persen
“Survey dilakukan pada 5 kecamatan di Kota Ambon, dengan 900 sampel dengan margin eror 3 %,” kata Steve kepada wartawan.
Menurut Steve, hasil survei tim Bedah Nusantara secara riil mulai dari awal sampai akhir Juni 2024, elektabilitas calon Bodewin Wattimena memiliki posisi 45,9 persen, disusul Jantje Wenno 13,9 persen, Agus Ririmasse 12,6 persen, Anthony Latuheru 8,7 persen, Alexander Waas 3,2 persen, Tady Salampessy 2,2 persen dan Ferly Tahapary sebesar 1,15 persen dan yang belum menjawab sebesar 12 , 2 persen.
“Untuk calon Wakil Walikota, dari hasil survei yang dilakukan, Ely Toisutta dikenal 80 persen, dengan tingkat kesukaan menduduki 70 persen, Noval Liem dikenal 75 persen dengan tingkat kesukaan 7111 persen, Hadianto 70 persen, dengan tingkat kesukaan 68 persen. Mus Mualim dikenal 80 persen, dengan tingkat kesukaan 73,3 persen, Rustam Latupono 80 persen, tingkat kesukaan 72 persen, Olivia Latuconsina 80 persen dikenal dengan tingkat kesukaan sebesar 82 persen,”ujarnya.
Kemudian, tambah Steve, Diana Padang tingkat pengenalan sebesar 78 persen, dan tingkat kesukaan 77 persen , Subhan Pattimahu tingkat pengenalan 70 persen, dengan tingkat kesukaan 69 persen, R A Sanusi 80 persen dan kesukaan 75 persen, Abdul Man Latuconsina 70 persen dikenal , namun tingkat kesukaan 65 persen. Arifuddin Manurun tingkat pengenalan 67 persen, tingkat kesukaan 62 persen, Asmi Matdoan 70 persen, kesukaan 57 persen serta Bin Tahir tingkat pengenalan sebesar 72 persen dan tingkat kesukaan sebesar 54 persen.
Ia menjelaskan secara Elektoral, dari hasil survei yang dilakukan Tim Bedah Nusantara, elektoral tertinggi dipegang oleh Elly Toisutta dengan. Presentasi 14, 1 persen , disusul Diana Padang 11, 8 persen, Novan Liem 8,2 persen, Olivia Latuconsina 7,1 persen , Hadianto 5,8 persen, Rustam Latupono 4,9 persen, Mualim 4,6 persen Pattimahu 3,6 persen , Syarif Bakri 3,5 persen, R A Sanusi 3 persen, Abdul manaf Latuconsina 2,1 persen, Arifudin Manurun 2,1 persen, Aswin matdoan 1,8 persen, Bin Tahir 1,6 persen.
“Untuk pertimbangan masyarakat kota Ambon dalam menentukan pilihan terbagi dalam 7 Variabel. Dalam ketujuh variabel tersebut adalah unsur persamaan agama sebesar 23,3 persen, kesamaan suku, 17,9 persen , Indikator Kandidat dekat dengan rakyat sebesar 15,8 persen. Selain itu figur yang solutif dalam memecahkan masalah sebesar 13,2 Persen , Kepribadian Calon sebesar 10,1 persen, kesamaan Partai politik, 7,1 persen dan yang belum menjawab sebesar 12,2 persen,”jelasnya.
Ia mengungkapkan indikator politik Kota Ambon diukur dengan struktur penguasaan partai yang masih tertinggi dipegang oleh PDIP sebesar 13,4 persen, disusul Golkar 10,2 persen, Gerindra 9,8 persen, Nasdem 9,3 persen, PKS 8,7 persen dan lainnya.
“Kesimpulan yang dapat diambil, hasil tersebut kemungkinan dapat mengalami perubahan sebab dinamika dan proses politik masih terus berlangsung. Sejumlah persoalan rubrik masih menjadi harapan utama masyarakat untuk dapat teratasi dan Dinamika proses pasangan calon belum diukur secara lembaga, mengingat secara konkrit hal tersebut nantinya membutuhkan hasil rekomendasi partai politik,”ungkapnya.
Ia menambahkan hasil yang ada adalah murni hasil kerja lembaga, tanpa sumbangan dari kandidat manapun, serta perubahan hasil terbaru tentunya sangat ditentukan kerja bakal calon bersama tim suksesnya.(*)