Ambon, SNI.ID : Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada III menggelar serbuan vaksin COVID-19 untuk masyarakat maritim di Pulau Selaru Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Senin (16/8/21).
Kegiatan tersebut bersamaan dengan pelaksanaan operasi pengamanan perairan perbatasan wilayah timur Indonesia, yang berlangsung sejak awal Agustus 2021, menggunakan kapal markas Guspurla KRI Raden Eddy Martadinata-331.
“Serbuan vaksin ini untuk masyarakat maritim yang belum terjangkau di pulau terpencil dan terluar,” kata Komandan Guspurla (Danguspurla) Koarmada III, Laksamana Pertama TNI Retiono Kunto, kepada wartawan.
Danguspurla menjelaskan bahwa Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Yudo Margono memerintahkan untuk dukung percepatan program vaksinasi di seluruh Indonesia, terutama bagi masyarakat maritim yang sulit dijangkau, seperti daerah perbatasan dan pulau terluar.
“Vaksin ada kita kerjakan. Bukan distribusi vaksin, tapi ada vaksin, kita suntikan, baru tugas kita selesai. Jadi TNI AL bukan hanya mempercepat, melainkan juga pemerataan vaksinasi COVID-19,” katanya.
Karena itu, dengan armada yang ada, Guspurla Koarmada III terus membantu percepatan program vaksinasi COVID-19 di pulau terluar dan terpencil. Danguspurla menjelaskan, Selaru adalah salah satu pulau terluar di wilayah timur Indonesia di Maluku.
“Kita cukup banyak bawa vaksin, tinggal peserta berapa, kita siap saja,” kata Danguspurla.
Guspurla Koarmada III menyiapkan vaksin COVID-19 buatan PT Biofarma untuk 500 dosis. Selain itu, sebanyak 30 alat pelindung diri (APD) lengkap juga dihibahkan untuk masyarakat di Pulau Selaru.
KRI Raden Eddy Martadinata-331 (REM-331) yang dikomandani oleh Kolonel (P) Rasyid Al Hafiz, tiba di perairan Pulau Selaru pada Senin pagi. Namun, ukuran kapal perang sigma frigate itu terlalu besar sehingga tidak bisa bersandar di Dermaga Selaru. Kondisi gelombang di Laut Aru juga cukup tinggi, yakni mencapai 2-3 meter.
Rombongan Danguspurla menggunakan dua sekoci untuk membawa vaksin ke daratan menuju lokasi vaksinasi di Desa Adaut, Kecamatan Tanimbar.
Ia menambahkan, perihal operasi pengamanan perairan perbatasan, hingga kini belum ditemukan ancaman yang membahayakan. (SNI-02)