SNI.ID, Tual : Beberapa oknum masyarakat yang mengikat kepala dengan kain merah masuk ke dalam tempat kegiatan audisi seleksi tingkat Nasional Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Maluku Tahun 2022, yang diadakan di Gedung LPTQ Kota Tual, Kamis (29/9/22) bahwa tidak boleh diadakan seleksi audisi CCR dan CCA tingkat Nasional.
Sementara yang kita ketahui bersama bahwa Acara Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Maluku Tahun 2022 ini adalah event besar menuju Pesparani Tingkat Nasional di NTT Oktober nanti.
Sesuai pantauan media ini, beberapa oknum yang memakai kain merah di kepalanya langsung masuk ke tempat kegiatan dan mengatakan untuk stop lomba dan pulang kembali ke tempat mereka tinggal.
“Untung perempuan, kalau laki-laki mangkali katong (kita) sudah pukul,”ujar oknum dengan nada marah.
Hal ini juga sudah dirasakan oleh Kontingen kota Ambon sejak kemarin, saat kontingen kota Ambon menang Juara 1 lomba Cerdas Cermat Remaja, Maluku Tenggara Juara 2 dan Kota Tual Juara 3.
Titin salah satu pendamping kontingen kota Ambon mengatakan permasalahan ini terjadi mungkin saat kesalahan juri membacakan soal di jawab dengan benar, tetapi menurut juri jawaban yang dikatakan salah dan di lemparkan ke yang lain.
“Dari situ aromanya sudah mulai kelihatan panas. Kemudian pada hari ini Kamis (29/9/22) belum sempat dilakukannya audisi. Beberapa oknum tersebut sudah datang dan mengamuk di tempat audisi. Sebenarnya menurut kami semua peserta lomba harus mengikuti keputusan Musda berikutnya lagi Juknis dan hasil Meeting dan tetap audisi harus diadakan,”katanya.
Titin juga menjelaskan pemenang pertama dan kedua itu harus ikut audisi dan nantinya akan di ambil yang terbaik. Maka terbaik inilah yang nanti akan mewakili Maluku menuju Pesparani Nasional di NTT Oktober nanti.
“Betul bahwa kontingen kota Tual untuk CC anak juara 1, namun belum tentu 3 orang anak itu mereka bisa semuanya. Pasti ada salah satu diantara mereka mungkin yang kurang aktif, sehingga diadakan audisi lagi. Nah inilah yang tidak disetujui oleh Kontingen Kota Tual untuk adakan audisi audisi lagi,”jelasnya.
Ia juga membeberkan bahwa beberapa oknum itu mereka mengatakan harus pemenang pertama untuk Cerdas Cermat Anak itu Kontingen Tual yang harus berangkat ke Kupang nanti. Sementara kontingen Kota Ambon untuk Cerdas Cermat Remaja juga harus berangkat saja tanpa melalui audisi.
Sehingga aksi tersebut membuat keributan dan membuat anak-anak di dalam gedung LPTQ itu sempat ketakutan dan menangis karena mendengar suara bentakan dengan nada kasar.
“Saat melihat anak-anak sudah ketakutan dan menangis saya langsung menyuruh mereka masuk ke mobil. Lalu saya kembali lagi masuk kedalam untuk mendengar informasi selanjutnya dari Ketua Dewan juri bapak Pastor Jhon yang telah berkomunikasi dengan Ketua LPTQ Provinsi Maluku bahwa kegiatan audisi seleksi CCA dan CCR hari ini di hentikan sementara sampai menunggu informasi selanjutnya,”bebernya.
Dalam video yang sempat beredar, bahwa kontingen kota Tual telah menuduh kontingen kota Ambon telah membayar juri pada lomba CCA dan CCR. Selain itu mereka juga sempat mengatakan Kota Ambon licik.
“Balom-balom puas lai deng kamong pung kalakuang dolo ka?,” ungkap salah satu oknum tersebut dalam dialeg Ambon.
Mereka juga sempat mengatakan dalam dialeg Ambon bahwa “stop dengan audisi bodoh-bodoh ini,”ungkapnya.
Kemudian TNI-POLRI yang bertugas dan dipercayakan dalam menjaga keamanan, dinilai kurang tegas dalam melindungi para kontingen yang sedang mengikuti audisi seleksi CCA dan CCR. (SNI-01)