Pesparawi XI Provinsi Maluku Resmi Berakhir, Kota Ambon Sukses Menjadi Tuan Rumah

  • Whatsapp

SNI.ID, Ambon – Gelaran Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke-11 tingkat Provinsi Maluku resmi berakhir setelah berlangsung sejak 15 Februari 2025. Acara yang mengusung tema “Bernyanyilah Bagi Tuhan sebagai Orang yang Diselamatkan” ini diikuti oleh berbagai kontingen dari kabupaten dan kota di Maluku, dengan tujuan memperkuat integritas kebangsaan melalui seni dan musik rohani.

Dalam laporan yang dibacakan oleh Sekretaris Panitia, Christian Tukloy, penyelenggaraan Pesparawi XI dinilai berlangsung dengan baik, meskipun diakui masih terdapat sejumlah kendala dan keterbatasan.

Tukloy menyampaikan bahwa Pesparawi XI bukan sekadar ajang perlombaan, tetapi juga menjadi wadah pembentukan dan penguatan integritas kebangsaan melalui pendekatan religius. “Pesparawi ini menjadi wahana berkesenian, kesaksian pelayanan, serta pembelajaran musik bagi generasi muda Maluku,” ujarnya.

Rangkaian Lomba dan Kategori yang Dipertandingkan

Pesparawi XI, yang mengusung tema “Bernyanyilah Bagi Tuhan sebagai Orang yang Diselamatkan” (Kisah Para Rasul 16:25-29) serta subtema “Melalui Pesparawi XI Provinsi Maluku Kita Tingkatkan Ketahanan Iman Menghadapi Perubahan Zaman”, resmi dibuka oleh Penjabat Gubernur Maluku pada 17 Februari 2025. Sebelumnya, orientasi panggung dan technical meeting telah dilakukan pada 15-16 Februari.

Berbagai kategori lomba digelar, termasuk:

Musik Pop Gerejawi (hanya diikuti oleh Kontingen Kota Ambon)

Vokal Grup (diikuti oleh enam kabupaten/kota)

Paduan Suara Pria & Paduan Suara Wanita (masing-masing diikuti oleh 7-8 kontingen)

Solo Anak (7-9 tahun & 10-13 tahun), Solo Remaja Pemuda Putra & Putri

Paduan Suara Anak & Paduan Suara Remaja Pemuda

Paduan Suara Dewasa Campuran

Lomba solo berlangsung di Gedung RRI Ambon, sementara lomba paduan suara digelar di Taman Budaya. Pada hari terakhir, audisi dilakukan untuk memilih duta yang akan mewakili Maluku di Pesparawi Nasional 2025.

Baca Juga:  Pangdam Pattimura Pimpin Sertijab Sejumlah Pejabat Termasuk Kapendam

Dukungan Lagu Karya Anak Negeri

Menariknya, sebagian besar lagu yang digunakan dalam Pesparawi XI merupakan karya musisi asal Maluku, di antaranya:

Bilah – Igor Sopamena (Paduan Suara Dewasa Campuran)

Tifa Pujian – Alm. Christian Izaak Tamaela (Paduan Suara Remaja Pemuda)

Kaulah Perlindunganku – Figgy Papilaya (Musik Pop Gerejawi)

Terpujilah Ya Tuhan – Yani Noya (Solo Remaja Pemuda Putra)

Nyanyian Damai bagi Tuhan – Olivia Sahulata (Solo Remaja Pemuda Putri)

Bermegah Karena Tuhan – Riko Mataheru (Solo Anak 10-13 tahun)

Tantangan dan Permohonan Maaf dari Panitia

Christian Tukloy mengakui bahwa penyelenggaraan Pesparawi XI masih jauh dari kesempurnaan, terutama karena adanya perubahan tuan rumah secara mendadak setelah Kabupaten Kepulauan Aru mengundurkan diri. “Dengan segala keterbatasan, Kota Ambon harus bersedia menjadi tuan rumah di masa injury time tanpa banyak persiapan,” ungkapnya.

Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh kontingen peserta atas segala kekurangan dan ketidaknyamanan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan Pesparawi.

Penutupan dan Harapan ke Depan

Musyawarah Daerah (Musda) LPPD Provinsi Maluku yang diselenggarakan bersamaan dengan Pesparawi XI telah menetapkan Kabupaten Kota Tual sebagai tuan rumah Pesparawi XII pada 2027. Selain itu, Musda juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas paduan suara dalam menghadapi Pesparawi Nasional 2025 di Manokwari, Papua Barat.

Panitia berharap agar semangat Pesparawi tetap hidup dalam masyarakat Maluku. “Mari terus bernyanyi untuk Tuhan, membangun iman, serta mempererat persaudaraan dalam bingkai kebersamaan,” tutup Tukloy.

Dengan demikian, Pesparawi XI Provinsi Maluku resmi berakhir, meninggalkan kenangan manis bagi seluruh peserta dan masyarakat yang telah terlibat dalam perhelatan rohani ini.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) Maluku, Paulus Kastanya, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas suksesnya penyelenggaraan Pesparawi XI di Kota Ambon. “Saya percaya hati kita telah terobati, kegelisahan telah sirna, sebab Kota Ambon telah bersedia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pesparawi ke-11,” ujarnya.

Baca Juga:  Warga Tulehu Ditemukan Tak Bernyawa

Ia mengajak seluruh peserta untuk terus mengembangkan potensi seni dan spiritualitas guna membangun Maluku yang lebih baik.

Paulus Kastanya juga menekankan bahwa Pesparawi bukan sekadar perlombaan, melainkan momentum untuk mengasah talenta dan memuliakan Tuhan.

“Senandung yang kita lantunkan adalah ungkapan harapan, potensi generasi muda, dan kekayaan alam Maluku yang harus dikelola dengan tanggung jawab dan semangat pelayanan,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh jemaat, gereja-gereja, pendeta, serta pemerintah provinsi dan kota yang telah berperan dalam menyukseskan acara ini.

“Keberhasilan Pesparawi ini bukan hanya milik panitia, tetapi merupakan keberhasilan seluruh masyarakat Maluku,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku Yamin dalam sambutannya menegaskan bahwa Pesparawi XI telah membuktikan bahwa Maluku bukan hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga memiliki warisan seni suara yang luar biasa.

“Musik rohani memiliki kekuatan untuk menyatukan hati, memperkokoh persaudaraan, dan memuliakan Tuhan dengan penuh kesungguhan,” tuturnya.

Yamin menambahkan selain ajang perlombaan, Pesparawi XI juga menjadi wadah untuk musyawarah daerah guna membahas pengembangan Pesparawi ke depan. Dalam musyawarah tersebut, Kabupaten Kota Tual ditetapkan sebagai tuan rumah Pesparawi XII tahun 2027.

Yamin mengungkapkan kesuksesan Pesparawi XI juga menjadi langkah awal dalam mempersiapkan Maluku untuk berkompetisi di Pesparawi Nasional 2025 di Manokwari, Papua Barat.

“Kami bertekad mengembalikan kejayaan Maluku di tingkat nasional. Namun, lebih dari itu, prestasi sejati adalah ketika kita berhasil membina karakter insan Maluku yang religius dan berseni,” ungkap .

Sebagai penutup, Yamin mengimbau kepada seluruh peserta, panitia, dan masyarakat untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan mengasah talenta yang telah diberikan Tuhan.

Baca Juga:  Dugaan Korupsi Pengadaan Alkes Dinkes Buru, Kejati Maluku Terima Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti

“Jadikan musik rohani sebagai sarana menyebarkan kasih, kedamaian, dan pengharapan bagi sesama demi Maluku yang kita cintai,” imbaunya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *